6 Cara Gaya Hidup Frugal Living

Memahami gaya hidup frugal living ternyata tidak susah-susah amat, namun penerapannya yang tidak mudah membuat banyak orang putus asa.

Hidup di zaman seperti ini, sering kali tidak dapat mengontrol pengeluaran keuangan, hal itu mungkin saja bisa terjadi karena teknologi yang berkembang semakin pesat, misalnya dipermudah untuk belanja secara online, memesan makanan secara online, memesan ojek online, bahkan setiap hari dihadapkan dengan iklan yang ada di handphone melalui media sosial Facebook, Instagram dan TikTok.

Selain iklan produk yang ada di media sosial, tidak sadar seseorang akan mengikuti sebuah trend yang sedang berlangsung dari pengguna lain yang lebih terkenal hal ini biasa disebut selebgram, baik itu masalah fashion, kendaraan dan juga tempat-tempat nongkrong yang lagi hits dimana rasa penasaran untuk segera mengunjunginya.

Dari semua kegiatan tersebut, apakah sadar berapa besar uang yang dikeluarkan untuk memenuhi keinginan tersebut? Untuk mengatasi hal tersebut mungkin bisa dimulai dari mengabaikan atau meninggalkan berbagai macam konten yang ada di median sosial terkait gaya hidup konsumtif.

/unsplash

Pikirkan setiap uang yang ingin dikeluarkan, pertimbangkan untuk membeli barang yang sesuai kebutuhan, misalkan membeli barang kebutuhan masak, menggunakan transportasi umum, memperbaiki barang yang rusak, membeli barang bekas, membeli produk yang sedang diskon dan memakai barang hingga rusak sehingga dapat mencapai kebebasan finansial dan mewujudkan berbagai tujuan finansial yang lebih penting.

Apa itu Frugal Living?

Frugal living adalah gaya hidup hemat dengan menghindari segala bentuk pengeluaran yang tidak penting untuk dapat menabung demi sebuah tujuan keamanan dan kebebsan finansial jangka panjang.

Menerapkan gaya hidup frugal living mungkin bagi sebagian orang terkesan pelit, irit dan tidak dapat menikmati hidup karena dinilai sangat perhitungan terhadap setiap pengeluaran. Namun, pada dasarnya frugal living memiliki kesadaran penuh dalam setiap keputusan keuangan yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan.

Frugal living bukan bermaksud menyiksa diri, tetapi untuk dapat mencapai tujuan keuangan dan mimpi besar yang sudah ditargetkan, seperti membeli rumah, melakukan perjalanan ibadah, membeli kendaraan dan juga memiliki jaminan di hari tua.

Menekan pengeluaran semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh barang yang dibutuhkan dengan harga terbaik, bukan membeli berdasarkan merk atau mengikuti sebuah trend namun melihat dari segi fungsi dan manfaatnya, membeli barang bekas, produk diskon dan memperbaiki barang lama agar terlihat seperti baru, hal inilah yang membuat kebanyakan seseorang frugal living juga menyukai gaya hidup minimalis, terlihat sama namun memiliki konsep yang berbeda.

Perbedaan Frugal Living dan Gaya Hidup Minimalis

Gaya hidup minimalis berfokus pada mengurangi kepemilikan barang dan menghilangkan keterikatan pada benda. Sedangkan gaya hidup frugal living fokus pada mengurangi pengeluaran untuk mencapai kebebasan finansial, namun keduanya memiliki kesamaan dalam mementingkan kebutuhan bukan keinginan.

Keuntungan menerapkan gaya hidup Frugal Living

Hidup Sederhana

Menjalani gaya hidup frugal living akan terasa hidup sederhana meskipun penghasilanmu meningkat, gaya hidup tidak akan banyak berubah karena memiliki fokus pada kebutuhan bukan gengsi atau terlihat kaya, sebagian orang akan melihat gaya hidup frugal living tidak memiliki banyak uang padahal yang dilakukan terasa nyaman dan justru memiliki kebebasan finansial.

Gaya hidup frugal living terlihat apa adanya dan membelanjakan uang sesuai kebutuhan dan yang terpenting memiliki dana darurat dan dana pensiun. Gaya hidup frugal tidak akan banyak berubah meskipun kondisi ekonomi sedang meningkat atau menurun, bahkan dapat lebih menikmati dan menghargai hidup dengan cara yang lebih sederhana karena kesenangan tidak harus diperoleh dengan mengeluarkan banyak uang.

Bebas Hutang

Menjadi frugal living berarti bebas dari hutang dan segala bentuk cicilan, frugal living lebih mengutamakan hidup apa adanya dan tidak akan memaksakan memiliki sesuatu yang berada di luar kemampuannya.

Meskipun hutang bisa jadi positif jika dikelola dengan baik dan benar bahkan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar, namun penganut frugal living akan merasa lebih nyaman hidup tanpa dikejar cicilan hutang.

Bebas Stres

Bebas stres ada kaitannya dengan bebas hutang karena tidak memikirkan dikejar cicilan hutang, apalagi jika memiliki kebiasaan berhemat dan lebih mengutamakan tabungan tentu saja frugal living membuat hidup lebih bebas dari tekanan keuangan.

Sebagian besar stres masalah mental dan masalah dalam keluarga berawal dari kondisi keuangan yang tidak sehat, oleh karena itu pasanganmu juga harus saling mendukung memiliki gaya hidup, mindset dan visi yang sama. Jika berbeda maka akan mudah memicu masalah dalam pengelolaan keuangan.

Menjalani gaya hidup frugal living juga terbebas dari masalah persaingan yang seringkali membuat seseorang kurang bersyukur atas apa yang dimiliki, seperti sering kali membandingkan dengan hidup orang lain yang akhirnya membuat diri sendiri menjadi stres.

Cara Gaya Hidup Frugal Living

/unsplash

1. Membuat perencanaan keuangan

Menjalani gaya hidup frugal living harus cermat dalam mengelola keuangan sehingga perlu membuat perencanaan kebutuhan setiap bulan secara terperinci, meskipun harus hemat namun jangan lupa juga untuk tetap mengalokasikan uang untuk sedekah, karena menjadi frugal bukan berarti pelit.

Boleh saja mengalokasikan sebagian dari penghasilan untuk bersenang-senang dengan cara yang sederhana.

2. Hindari latte factor

Latte factor adalah pengeluaran kecil yang sering tidak disadari namun jika diakumulasikan seringkali menjadi besar, contohnya rokok, minuman kemasan, order makanan online, ngopi hingga langganan aplikasi yang tidak terlalu berguna.

Mulai mengurangi segala pengeluaran yang tidak terlalu perlu.

3. Cari diskon

Kebutuhan bulanan seperti halnya sabun, shampo, deterjen sering kali ada promo khusus. Barang-barang ini juga memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda, sehingga pilih yang harga terjangkau dan sedang ada diskon.

Namun jika ingin membeli barang yang diperlukan untuk jangka panjang, seperti handphone dan barang elektronik lainnya, maka perhatikan kualitasnya karena barang murahan sering kali tidak tahan lama. Mungkin bisa juga mempertimbangkan untuk membeli barang bekas dengan kondisi yang masih bagus.

4. Gunakan sampai habis dan sampai rusak

Gunakan barang sampai habis atau rusak dan hindari untuk membeli barang baru sebelum yang lama habis, misalkan make up, membeli sepatu baru dan barang elektronik baru.

Membeli barang baru sebelum barang lama habis akan menyebabkan barang lama kadaluarsa atau rusak tanpa penggunaan yang maksimal dan dapat menyebabkan kehilangan nilai guna barang tersebut secara maksimal.

5. Tidak semuanya harus dimiliki

Tidak semua barang wajib dimiliki, ada barang-barang yang jarang digunakan sehingga tidak perlu dimiliki, apalagi barang seperti ini akan menghabiskan tempat di rumah dan menambah pekerjaan tambahan untuk penyimpanan. Misalkan, membeli kamera Mirrorless jika bukan seorang fotografer maka lebih baik menyewa saja.

Membeli mobil yang jarang digunakan sehari-hari maupun bekerja, alangkah baiknya cukup memesan gocar karena tidak perlu mengisi BBM yang semakin mahal dan tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan dan biaya pajak. Hal ini dapat menyimpan uang jauh lebih besar jika tidak membeli mobil.

6. Hindari ikut trend

Setiap hari akan ada saja yang baru, jika terus mengikuti trend akan membuatmu terus membeli barang baru dan menjadi konsumtif sehingga lebih baik mempertimbangkan untuk memilih barang dengan desain dan corak yang netral dan bersifat timeless.

Menjalani frugal living memang memerlukan komitmen dan sebuah proses, mungkin saja akan di bilang kurang menikmati hidup, namun pada dasarnya kenikmatan sebenarnya adalah kebebasan finansial dan bebas dari cicilan hutang.