Akhir-akhir ini lagi ramai pembicaraan mengenai rush money, saya kira pembicaraan mengenai rush money tidak bertahan dalam waktu lama akan tetapi semakin hari malah semakin ramai di perbicangkan, maka dari itu saya akan mencoba mengulas pengertian rush money dan dampak apa saja yang ditimbulkan. Rush money sendiri adalah Penarikan uang dari bank secara besar-besaran (massal) dari tabungan masing-masing, bahkan sampai tak tersisa sehingga dapat menimbulkan kekacauan pada sistem perekonomian di dalam negeri. Penyebab rush money bisa dari berbagai motiv, misalnya karena kecewa dengan pemerintahan atau ulah pihak asing yang dengan sengaja untuk menghancurkan kestabilan perekonomian suatu negara.
Istilah rush money semakin sering muncul setelah terjadi aksi damai 4 November “bela Al Quran” yang dilakukan berbagai ormas Islam dalam rangka menuntut untuk segera di adilinya dugaan penista agama yang dilakukan oleh Ahok. Setelah kejadian itulah mulai terdengar kabar rush money yang akan dilakukan rakyat Indonesia apabila nantinya proses hukum yang dilakukan kepada dugaan penistaan agama tidak berjalan sesuai hukum yang adil.
Aksi tersebut merupakan bentuk “pengkhianatan” untuk negri tercinta ini yang issunya akan di lakukan bersamaan dengan Aksi Bela Islam Jilid 3. Dimana provokasi tersebut banyak mengundang tanya, apa tujuan dari aksi tersebut? Mencari keadilan atau ingin mengahancurkan perekonomian Indonesia dengan kedok Agama?
Kita coba flashback pada tahun 1997-1998, dimana Indonesia saat itu sedang mengalami krisis. Banyak bank di Indonesia bangkrut karena kurangnya dana untuk perputaran modal. Dari situ sebagian besar orang lebih memilih menarik uangnya di bank. Akibatnya, beberapa bank pun collapse dan berganti kepemilikan ke asing. Siapa yang akan di rugikan? Sudah jelas Indonesia sendiri yang sangat dirugikan. Dan siapa yang diuntungkan? Pasti pihak asing.
Kita perlu mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari rush money? Diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1. Dampak Ekonomi
Jika rush money terjadi maka akan mengakibatkan krisis likuditas perbankan. Akibatnya yaitu berpengaruh pada tingginya potensi bank yang akan collapse, sehingga akan menimbulkan terjadinya krisis kepercayaan masyarakat kepada perbankan yang ada di Indonesia.
Dalam kondisi yang demikian rumit, maka Bank Indonesia (BI) dengan terpaksa terus mencetak uang baru untuk menyelamatkan bank-bank yang terindikasi collapse. Sedangkan pencetakan uang baru oleh BI akan berdampak kepada meningkatnya money supply yang begitu luar biasa. Sehingga, nilai mata uang rupiah akan mengalami depresiasi disertai dengan meningkatnya inflasi yang sangat ganas dan peningkatan inflasi itu akan menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok melonjak dan terjadi penurunan daya beli masyarakat.
Kita coba melakukan perhitungan sederhana saja, bayangkan jumlah rakyat indonesia sekarang ini adalah 255 Juta, dari jumlah segitu banyak tentu tidak semua akan melakukan yang namanya rush money. Jadi kita ambil angka kecilnya saja, katakanlah 10 juta orang melakukan rush money dan dari 10 juta orang itu rata-rata setiap orang menarik uang yang mereka miliki di bank sebanyak 3 juta, di hari atau minggu yang sama dan jika dikalikan jumlah keseluruhan yaitu sekitar 30 triliunan, coba bayangkan bank yang berada di suatu negara mengalami hal demikian bisa terbayangkan apa yang akan terjadi? Tentu sangat kacau.
2. Dampak Sosial
Rush money merupakan tindakan illegal yang akan membuat semakin memanasnya suhu politik, ketegangan sosial dan keresahan masyarakat. Kondisi tersebut dapat menciptakan stagnannya sistem distribusi barang dan jasa sehingga banyak perusahaan yang bangkrut dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepeda pemerintah. Kesulitan likuiditas serta adanya efek ganasnya peningkatan inflasi akan memaksa perbankan untuk meningkatkan suku bunga.
3. Dampak Politik
Efeknya selanjutnya dari sektor riil banyak mengalami kebangkrutan dan muncul ancaman bagi perbankan oleh meningkatnya nilai Non Performing Loan (NPL). Peningkatan NPL tersebut terutama yang berasal dari sektor UKM, sektor yang padat karya. Sehingga akan meningkatan pengangguran dengan jumlah besar. Pada sisi lain, terjadinya peningkatan suku bunga perbankan akan semaikn meningkatkan “vicious inflation”. Jika depresiasi rupiah tidak dapat dibendung dan perekonomian nasional tidak bisa dipulihkan kembali, maka negara akan berada pada krisis moneter. Situasi yang seperti ini akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas nasional. Negara pun akan berada pada posisi kekacauan sosial, politik dan ekonomi.
Oleh karena itu, aksi rush money ini diduga sebagai upaya menciptakan kegadauan politik yang dapat menghilangkan kepercayaan kepada pemerintah saat ini. Dari kekacauan tersebut, mungkin saja ada agenda tersembunyi dari pihak-pihak tertentu. Apa begitu tega ingin menghancurkan negara sendiri, semua bisa saja jika politik itu kejam dan tindakan itu merupakan sebuah pengkhianatan untuk negrinya sendiri.
Lalu siapa dalang utama dalam pernyataan rush money ini? Ini semua masih diselidiki oleh pihak yang berwajib yang pasti dia adalah orang-orang yang tidak mengedepankan kepentingan bangsa dan Negara karena mereka ingin memancing di air keruh dan kemungkinan ada unsur politik. Karena issue rush money yang tersebar adalah teror terhadap ekonomi nasional. Mereka yang mengisukan adalah yang menginginkan situasi negara memburuk.
Semoga pemerintah dapat segera menemukan siapa pembuat issue tersebut jika tidak cepat diselesaikan maka penyebar informasi tersebut akan dengan mudah membuat isu baru dengan tujuan instabilitas dan mereka juga pasti akan menyusun skenario lanjutan jika benar terjadi rush money.
Saya sendiri menolak terhadap aksi rush money dan selalu mengingatkan kepada teman-teman agar bijak dalam menggunakan media sosial atau media online lainya, jangan mudah terprovokasi atau sampai ikutan menyebar atau membagikan sesuatu yang kita sendiri tidak mengerti di dalamnya, untuk itu silahkan pahami dari artikel yang saya rangkum dan dampak apa saja yang akan ditimbulkan dari rush money sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan, karena saya sendiri juga masih belajar.
Janganlah ikutan menyebarluaskan tentang issue rush money yang hanya akan memperburuk Negara tercinta ini sendiri, karena pada awalnya saya juga malas untuk membahas mengenai issue ini apalagi jika dikaitkan dengan unsur agama, politik dan ekonomi yang campur aduk. Padahal juga ekonomi Indonesia sangat stabil atau dalam kondisi perbankan yang sangat sehat, jadi jangan khawatir untuk menyimpan uang di bank.