Pulang ke kampung halaman adalah satu hal yang sangat dirindukan oleh keluarga, terutama bagi seseorang yang sudah lama merantau di kota orang bahkan di negara orang.
Entah saat itu sedang bekerja, menuntut ilmu, bisnis atau sekedar hanya ingin merasakan tinggal di kota orang, mungkin juga karena sudah bosan hidup di kota sendiri, jadi ingin merasakan yang berbeda dengan tinggal di kota orang.
Sama halnya aku yang saat ini sedang merantau di kota orang yaitu Surabaya, semenjak tahun 2011 dengan niat menuntut ilmu ke Surabaya hingga sampai saat ini rasanya sudah terlanjur jatuh cinta dengan Surabaya. Kalau sudah begitu hal apa lagi yang tidak aku ketahui tentang Surabaya?
Meski asalku tidak begitu jauh dari Surabaya, namun tetap saja tinggal di kota orang namanya juga merantau. Aku berasal dari Gresik tetangga dekat Surabaya. Setiap dua minggu kadang juga tiga minggu sekali aku pulang ke kampung halaman di Gresik, tepatnya di kecamatan Ujungpangkah bagian utara sendiri dari kabupaten Gresik.
Sebenarnya agak malas saat pulang ke rumah, hal itu dikarenakan kendaraan-kendaraan besar yang mengangkut batu kapur untuk pengurukan di wilayah Gresik utara sangatlah banyak, banyak dari mereka tidak mengerti aturan akan jam beroperasinya kendaraan besar seperti truk pengangkut batu kapur tersebut.
Hampir tidak ada hari tanpa macat dan pengerjaan jalan ataupun gorong-gorong. Jika kamu tidak terbiasa melewati jalur pantura Gresik lebih baik urungkan niat dan berdiam diri di rumah karena hal itu lebih baik.
Namun semua itu masih tidaklah seberapa dengan rasa kangen untuk pulang ke kampung halaman, sekedar bertemu keluarga dan juga teman-teman ngopi, teman main PUBG dan juga teman main Mobile Legend.
Bermain PUBG dan Mobile Legend Wajib Siapin Powerbank
Bermain game PUBG dan Mobile Legends memang lebih menghabiskan daya baterai, maka dari itu membawa powerbank adalah langkah yang tepat agar dapat bermain dengan puas hingga berhasil memenangkan pertandingan, karena kalau baterai sisa sedikit bermain game seperti ada yang ngadat dan itu bisa menjadi alasan kekalahan.
Berbeda dengan tinggal di kota besar seperti Surabaya, setiap kali tempat ngopi pasti ada colokannya, hal itu tidak terlalu membuat khawatir, sedangkan di desa wajib hukumnya bawa powerbank karena memang jarang ada yang menyediakan colokan, kalau pun ada juga terbatas bahkan ada suatu tempat ngopi tanpa menyediakan colokan dan juga wifi dan itu biasa saja tidak ada masalah, pengunjung juga ramai.
Belum lagi siapin kuota dan powerbank buat adik bermain game COC dan Free Fire, karena kalau tidak pakai powerbank dia kurang puas untuk bermain. Kalau mau colokin ke listrik juga kurang nyaman katanya, mungkin karena tidak bisa sambil tiduran mainnya. Jika pakai powerbank sangat senang sekali dia, sampai lupa sudah berapa jam dia bermain tahu-tahunya langit udah gelap.
Beruntung banget dulu sempat membelinya secara online, produk yang dijual terbukti original dengan kapasitas cukup besar 10.000 mAh makanya awet gak ngecharge bolak-balik.
Keadaan seperti inilah yang membuat langkah ingin balik ke Surabaya menjadi berat, tetapi tanggung jawab untuk mencapai sebuah tujuan sangat lebih penting dari semua itu, tetap kuatkan tekad hingga saatnya lebih produktif untuk kampung halaman.
Jadi, dua hal itulah yang tidak akan pernah aku lupakan sebelum pulang ke kampung halaman kuota dan powerbank. Waktu itu pernah lupa rasanya tidak tenang semua, karena teringat saat di jalan dan itu pun sudah dekat dengan rumah, rasa-rasanya ingin balik lagi ke Surabaya hanya sekedar mengambil powerbank, tapi tidak mungkin juga kalau melihat perjalanan yang sangat melelahkan.