Cuaca yang mendung tak menghalangi niat untuk perjalanan menuju Pulau Gili Labak Sumenep Madura, masih di sekitaran Surabaya gerimis mulai berjatuhan sedikit demi sedikit, macet pun tak kunjung lancar, hampir memakan waktu satu jam perjalanan menuju jembatan Suramadu dari Kertajaya. Akhirnya sampai juga di jembatan Suramadu dengan kondisi hujan sangat lebat.
Tujuan utama kami yaitu Pulau Gili Labak melalui jalur penyeberangan pelabuhan Kalianget Sumenep Madura karena saat itu belum tau juga kalau untuk menuju Pulau Gili Labak dapat ditempuh dengan beberapa jalur, yaitu Desa Lobuk, Tanjung Saronggi, Desa Kombang dan Pelabuhan Kalianget.
Waktu ingin membayar karcis masuk Pelabuhan Kalianget kami pun ditanyai oleh seseorang “ingin melakukan perjalanan kemana?” dan kami menjawab ingin melakukan perjalanan ke Pulau Gili Labak akhirnya kita ditawarin untuk disewakan kapal dengan harga 700.000,-/7 orang, disitu kami juga sempat bingung ini maksudnya gimana? bukannya tinggal bayar biaya kapal dan langsung nyebrang saja ke Pulau Gili Labak? akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam Pelabuhan Kalianget dahulu sambil beristirahat dan menikmati pemandangan kapal-kapal disana. Kemudian salah satu teman saya menemui mas tadi yang menawarkan penyewahan kapal untuk mengetahui lebih detailnya. Tak lama kemudian balik lagi ke kami dan menyuruh untuk cepat berkemas, karena akan segera berangkat ke Pulau Gili Labak dengan mengatarkan ke rumah seseorang yang menyewahkan kapal dengan tarif seperti tadi.
Tepat setelah maghrib kami sampai di rumah bapak-bapak yang tak jauh dari pelabuhan Kalianget untuk menyewa kapal, sebenarnya bapak ini menyuruh kami untuk berangkat besok pagi karena memang saat itu sudah malam takutnya minim penglihatan dan menghindari terjadinya tabrakan. Akan tetapi kami memaksa untuk berangkat saat itu juga dikarenakan memang sudah niat banget untuk ngecamp dan juga membawa peralatan camp seperti tenda, matras, manci dan lain-lain, akhirnya bapak itu setuju untuk berangkat saat itu juga.
Baru kali ini juga merasakan berlayar pada malam hari dan memang benar keadaannya sangat gelap gulita, salah satu nahkoda hanya membawa senter dengan ukuran kecil yang tidak begitu terang, jadi kami perlu banyak-banyak berdo’a agar selamat sampai tujuan, ombaknya saat itu tidak terlalu besar dan kami semua banyak yang tertidur karena mungkin memang capek habis perjalanan dari Surabaya. Alhamdulillah sampai juga di Pulau Gili Labak dengan waktu tempuh kurang-lebih 2 jam.
Sampai disini pertama yang kami lihat ada beberapa gubuk-gubuk kecil dan 1 warung yang buka dengan menjual makanan dan minuman. Sambil istirahat di gubuk ini kami membeli makanan ringan dan juga domino untuk keperluan begadang. Hehehe Meski tubuh ini terasa lelah kami perlu menyiapkan tenda terlebih dahulu untuk beristirahat dan memasangnya tepat di tepi pantai agar terasa suara khas ombaknya, 🙂
Setelah tenda selesai berdiri waktunya makan malam dengan menu ala anak kos yaitu mie goreng 2 piring per orang, karena memang sangat lapar banget. Haha Jadi waktu itu kami bawa mie goreng sendiri dan meminta ibu warung untuk memasaknya karena kemaren tidak memperoleh penyewaan kompor. Setelah selesai makan saatnya ngobrol santai sambil nikmatin kopi yang terasa banget asinnya, saya kira ini kopi dicampur air asin makanya terasa banget air lautnya, 😀 tapi gak apalah jarang-jarang kan kita ngopi pakai air asin, hampir tidak pernah juga dan yang paling aneh anak-anak malah banyak yang tertidur setelah mengkonsumsi kopinya atau mungkin karena kecapek-an juga sih, tinggal kami bertiga yang masih belum tidur.
Mungkin ini menjadi kebiasaan karena dirumah juga jarang tidur malam, kami bertiga dihampiri mas-mas tadi yang nyetir kapal untuk mengingatkan hati-hati saat membawa barang berharganya karena sering juga ada yang hilang seperti baru saja ada yang kehilangan handphone, saat ditinggal di kamar mandi. Kemudian saya ajak gabung untuk menikmati kopi sambil berkenalan, nama dia mas Andri asli warga Sumenep sini, dia banyak bercerita mengenai kehidupannya dan juga mematahkan presepsi saya bahwa orang Madura itu keras, buktinya tidak begitu mas Andri sendiri baik banget orangnya udah gitu warga sini juga ramah-ramah kepada kami padahal dulu saya paling takut sama orang Madura. Setelah ngobrol-ngobrol sampai jam 1 pagi kami disuruh untuk beristirahat agar besok dapat menjelajah Pulau ini dan juga melakukan snorkeling. Mas Andri sendiri belum istirahat untuk menjaga kapalnya karena sempat beberapa waktu lalu ada yang mencuri mesin kapal di wilayah sini.
Jam 4 pagi kami pun harus bangun untuk mandi dan juga mengelilingi Pulau Gili Labak ini, jangan heran jika mandi disini airnya asin jika ingin air tawar kalian dapat membelinya di warung atau bawa galon sendiri dari rumah. Setelah semuanya selesai saatnya berkeliling dan benar kata mas Andri semalam “Pulau ini sangat kecil, untuk jalan kaki dari barat ke timur pantai tidak akan menghabiskan 1 rokok”. Pulau ini dihuni oleh sekitar 37 penduduk seperti 1 RW gitu karena desanya ada diseberang pulau. Sambil santai kami mengelilingi pulau ini dan mengabadikan momen ini dengan foto-foto. Tak lama kemudian kami sudah sampai di depan tenda lagi dan beristirahat sejenak untuk sarapan pagi, menu kali ini nasi campur telur dan memang sudah tidak diragukan lagi bahwa masakan orang Madura itu enak apalagi saat kita lapar juga. 😀
Sambil menunggu masakannya selesai, saatnya main domino dulu dan tak lama kemudian makanannya sudah selesai, setelah itu kami bongkar tenda dan mengemas semua barang yang ada jadi tinggal menunggu keberangkatan saja akan tetapi ada mas Andri yang datang ke kami untuk memberi tau kapal kita berangkat snorkeling dan langsung pulang jam 10 siang padahal tadinya ingin berangkat jam 8 pagi, karena ada 3 penumpangnya bule asal Jerman yang datang sejak kemarin ingin berangkat pulang jam 10 saja, wah jadi seru ni kalau kami se kapal sama bule-bule. 😀 Sambil menunggu jam 10 ada yang ngelanjutin main domino, kalau saya dan 2 teman lebih memilih berenang di tepi pantai.
Ketika perjalanan di kapal, kami sempat menanyakan asal bule itu dan ternyata mereka sedang study di ITS Surabaya, bahasa Inggris mereka ternyata sama saja dengan kami masih bisa dikit-dikit, jadi kalau dia ngobrol pakai bahasa Jerman terus, 😀 Tak jauh dari tepi pantai gili labak kapal pun berhenti untuk melakukan snorkeling melihat keindahan alam bawah laut. Ternyata memang sangat indah sekali dimana terumbu karangnya juga masih terjaga keliatan dari atas dan kita juga dapat memberi makan ikan dengan roti langsung pada datang semua sehingga membuat saya langsung mengambil kacamata snorkeling dan meloncat ke laut, 😀 Sayangnya untuk moment ini tidak bisa diabadikan karena xiaomi yi saya tadi pagi kemasukan air karena waterproofnya kurang rapat, ya sudah kita nikmatin sepuasnya disini dan beruntung juga bisa ketemu ikan nemo yang menjadi tokoh Nemo dalam film animasi Pixar, Finding Nemo.
Setelah puas snorkeling saatnya kami kembali ke pelabuhan kalianget untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, sambil menunggu sampai di pelabuhan kalianget semuanya tertidur lelap sempat juga terjadi insiden kapal kami tabrakan, untung saja tidak terlalu parah. Kapan-kapan sangat ingin kesini kembali dan semoga alamnya masih tetap terjaga. Banyak sekali pelajaran-pelajaran yang dapat saya ambil dari perjalanan ini terutama dengar cerita dari mas Andri semoga next time saya berjumpa lagi. Jangan khawatir untuk batrai handphone Anda habis karena warung disini sudah menyediakan colokan, akan tetapi lebih enak membawa powerbank sendiri dan peralatan lampu kalau mau ngecamp karena listrik disini hanya memakai genset dan akan dimatikan sekitar jam 10 malam dan digantikan listrik tenaga surya untuk penerangan lampu warga.
Letak Pulau Gili Labak:
Pulau Gili Labak terletak di Desa Kombang Kecamatan Talango kabupaten Sumenep, jika kalian melihatnya dengan google maps, pasti tidak akan kelihatan karena sangat kecilnya wilayah tersebut.
Biaya Perjalanan ke Gili Labak:
Untuk menempuh perjalanan ke Gili Labak kami patungan Rp. 180.000,-/Pax dengan 7 orang membawa mobil pribadi, sudah termasuk bensin, makan dan penyewaan kapal menuju pulau gili labak dari pelabuhan kalianget.
Waktu Perjalanan ke Gili Labak dari Surabaya:
Kami berangkat dari Surabaya sekitar jam 12 siang tepatnya dari UINSA dan sampai di pelabuhan kalianget pada jam 5 sore. Untuk penyeberangan dari pelabuhan kalianget menuju pantai gili labak membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Saran:
Mari kita jaga dan rawat pulau ini mulai dari hal kecil yakni jangan membuang sampah sembarangan karena sudah banyak disediakan tempat sampah, agar kita dapat selalu melihat keindahan pulau ini jika berkunjung kesini lagi.