Akhir-akhir ini cuaca di kota Surabaya terlihat selalu mendung dan hampir setiap hari di guyur hujan, menjadikan kota Metropolitan ini berhawa sejuk dan dingin meskipun di dataran rendah. Kudapan hangat sangat cocok untuk menemani cuaca seperti ini, begitulah yang saya pikirkan. Suasana seperti ini mengingatkan saya pada masakan bunda di kampung halaman yang jauh dari perantauan, yakni kolak ketan, akhirnya saya memutuskan untuk mengajak seorang rekan untuk menikmati ketan di daerah depan taman Bungkul Surabaya, yakni tepatnya di Jalan Raya Darmo No.110, Darmo, Wonokromo, Surabaya. Selepas Sholat isya’ kamipun meluncur ke Kedai Ketan Punel Surabaya, dan ternyata sudah ramai pengunjung, hampir kami tidak kebagian tempat duduk.
Bagian Kasir Kedai Punel Surabaya
Menurut saya yang menjadikan kedai ketan punel ini menarik di kunjungi adalah suasana yang ditampilkan seperti suasana kota tempo dulu, alunan musik tradisonal dan stand kedai yang di setting dengan suasana yang kental akan budaya tradisional. Tempat duduk dan meja yang digunakan adalah jalinan bambu yang di rangkai sebagai tempat duduk yang nyaman, kalau di kampung saya disebutnya “amben”.
Para Pengunjung Kedai Ketan Punel Surabaya
Saya memesan teh jahe dan ketan susu nangka, ketan meises dan susu jahe untuk rekan saya. Yah memang menu di kedai ini khusus menjual ketan dan minuman tradisonal. Piring dan gelas yang digunakan juga mengingatkan gelas yang dipakai mbah kakung saya saat ngopi dipagi hari. Tua dan klasik memanggil memori masa lalu dan kamipun bernostalgia.
Ketan Susu Nangka – Ketan Meises & Teh Jahe – Susu Jahe
Daftar Harga Ketan Punel dan Minuman
Dimeja di tata sebuah cobek berisikan bunga tujuh rupa dan sebuah lampu minyak tanah, semakin menambah aroma mistis di kedai ini bukan? Lampu temaram dan harum bunga sedap malam menjadikan tempat ini memiliki daya tarik sendiri, memberikan ketenangan dalam hiruk pikuk kehidupan kota metropolitan Surabaya.