Panen Udang dan Ikan di Desa Tanjangawan Ujungpangkah

Bisa di bilang ini kegiatan tahunan keluarga kami, panen udang serta ikan yang dilakukan di tambak. Musim hujan yang kadang tak dapat diprediksi sehingga membuat banyak petani tambak kebingungan untuk mengelolahnya, seperti halnya keluarga kami dan seluruh warga desa Tanjangawan yang menanti akan turunnya hujan.

Panen Ikan Desa Tanjangawan

Kenapa mereka semua menunggu hujan untuk mengelolah tambak-tambaknya? bukankah sudah ada mesin pompa air (diesel) untuk menyedot air dari sumur? Memang benar, semua peralatan di tempat kami sudah ada, namun jika hanya mengandalkan itu saja tanpa adanya hujan tidak akan cukup, apalagi seperti akhir-akhir ini curah hujan yang turun tidak begitu besar, sehingga hanya dapat mengelolah tambak 1-2 kali panen per tahunnya, sedangkan tahun biasanya bisa sampai 3 kali.

Panen Ikan dan Udang di Desa Tanjangawan

Dalam keadaan masih gelap “waktu sepertiga malam” semua pekerja sudah siap untuk proses pemanenan udang serta ikan sampai akhirnya menjelang matahari terbit mereka juga masih menunggu surutnya air tambak. Tiga pompa air yang berukuran besar siap menguras tambak pada waktu itu. Setelah airnya sudah mulai surut para pekerja mulai bekerja kembali untuk mengambil udang dan ikan dengan beberapa cara yang digunakan seperti halnya menggunakan jaring, dan lain-lain.

Panen Ikan di Desa Tanjangawan

Dirasa sudah tidak ada udang atau ikan yang tertinggal kini giliran orang-orang pencari sisa yang tertinggal biasa disebut “mbureni” yang berasal dari kata Jawa mburi dan bahasa Indonesianya yaitu belakang, jadi dapat disimpulkan sendiri kan? hehehe

Panen Udang di Tanjangawan

Untuk keluarga kami banyak yang sudah menunggu diatas tambak bersama seorang pembelinya yang bertugas memilih udang yang bagus serta memilah-milah besar kecilnya ikan, jadi tidak bisa disamakan antara yang besar dan kecil begitupun udang yang bagus dan kurang bagus. Dan semoga untuk setiap tahunnya mendapatkan hasil yang maksimal.